Mengajarkan Story Telling ke Adik

Beberapa hari ini, saya rutin menjadi guru Bahasa Indonesia untuk Adik saya yang paling bungsu. Namanya Rini, dan sudah SD. Kegiatan ini bukan semata-mata agar saya ada peran seorang "kakak" dikeluarga. Itu lebih luas. Sebagai orang yang senang dengan cerita, saya mulai menerapkan adik saya masalah story telling. Terutama untuk cerita pendek.


Hari pertama, saya kasih dia soal:
1. Buatlah cerita di hari Minggu dari bangun tidur sampai sekarang?
2. Apa pengalaman yang paling kamu sukai?
3. Apa pengalaman yang paling kami benci?

Begini cerita dari Adik saya, Rini:

1.

Suatu hari aku bangun tidur langsung berwudhu dan pergi shalat. Setelah itu aku nonton tv seperti Masha and the Bear dan Monkey and Trunk. Pada saat itu perut saya lapar, saya ingin makan nasi kuning. Saya membeli 10 ribu dan saya makan berdua dengan Mama. Terus saya disuruh mandi sama Umi,"Rini pergi mandi kita pergi lelang ambil ikan."

Saya berkata"Iya ji."

Saya pun mandi tiba-tiba datang Andi"Kobaru mandi?"

"Iya, kenapa?" 

Saya pun masuk kamar pakai baju, saya pun pergi ke lelang naik motor. Broom. Broom. Broom. Setelah sampai di lelang saya melihat burung yang warnanya hijau agak kuning,"Umi beli burung."

Umi,"Nantipi mamamu da belikan." 

Saya masuk beli sayur, ikan, cemangi. Saya pun melihar orang buta, dan yang tidak ada kakinya dan tanganya. Saya mengasih uang 5 ribu. Saya bilang,"Umi, panas.."

Umi,"Kita mau pulangmi juga."

Tiba-tiba motor terjebak kemacetan di jalan. Sayapun pulang ke rumah dan nonton TV. Kembali sudah siang bapak pun datang dan tukang pun makan bersama-sama. Dan tukang melanjutkan kerjanya. Sudah itu saya tidur siang lama sekali. Setelah bangun saya minta dibelikan ice cream. Saya pun lihat poni saya panjang, saya dipotongkan dulu poni saya dan saya mandi setelah mandi saya main hape yaitu Minecraft. Maghrib saya shalat magrib dan main ape lagi dan saya disuruh belajar.

Untuk keterangan, beberapa dialog kental dengan logat daerah tapi saya harap tetap bisa dimengerti. Tukang yang dimaksud adalah yang sedang mengerjakan tehel depan rumah. Untuk kata "Umi" itu menunjukkan nama orang yang dimana itu Tante saya.

2.

Pergi berwisata di WP (Water Park)

Suatu hari saya pergi ke sekolah bu guru bilang pergi WP pas jam 2. Saya pun berkumpul di sekolah bersama teman saya. Saya masuk ke mobil kita diaben di mobil.

"Rini."

"Hadir Bu."

Pas sampai saya ganti baju dan saya lari dan saya jatuh. Saya berenang tiba-tiba teman saya  tidak ada. Saya kira dia hilang dan saya pun makan dulu ganti baju baru pulang. Pas pulang saya mengantuk dan saya pun dipanggil Bapak,Rini makan durian." Saya pun makan lalu tidur.

3.

Jatuh dari Sepada

Pas bulan puasa sore saya naik sepeda saya membeli susu untuk berbuka puasa di rumah dan saya membeli di mini market di dekat Masjid dan ada jalanan berbatu. Saya pun jatuh dan hampir masuk di got.

Dari beberapa cerita yang dibuat adik saya, saya menemukan banyak hal. Terutama bagaimana tulisan adik saya persis dengan tulisan saya waktu pertama buat blog. Untuk itu, saya mencoba memberi saran agar penggunaan kata "Pada suatu hari" diganti dengan kata yang lain. Begitu juga kata "Pun" yang kebanyakan dan titik koma yang harusnya diperhatikan. Tulisan diatas, sudah saya edit titik komanya, jadi memang sudah lebih enak dibaca.

Hari kedua, saya mencoba hal yang baru. Jika hari pertama saya lebih meminta ia menceritakan dari pengalamannya, di hari kedua saya mencoba untuk meminta dia menulis satu cerita hasil dari karangannya. Soalnya kurang lebih begini:

Buatlah cerita pendek bertema petualangan!

Cerita dari adik saya:

Pada suatu hari, kakak kelas saya pergi ke sebuah hutan. Hutan yang saya gelap yang bernama Alika, Nadin, Wulan, dan Bu Guru. Mereka berkemah malam itu. Pada malam itu, mereka kedinginan. Mereka mencari kayu bakar. Pas mereka menengok ke belakang, datanglah seekor harimau. Grak. Grak. Grak. 

"Ayo kita pergi." 

"A... A.. A.. Tolong" Mereka pun bersembunyi dibalik semak-semak.

Merekapun melihat harimau itu sudah pergi, mereka pun kembali ke kemah masing-masing. Pas pagi itu. Kukuruyuuk. 

"Wow, sudah terang, ayo kita pergi mencari kayu bakar."

Mereka pun sudah menemukan banyak kayu bakar. Hari terakhir mereka pun pulang ke rumah masing-masing.


TAMAT

Seharusnya, pada cerita itu sudah dituliskan tamat untuk mengakhiri cerita. Tapi, karena saya melihat itu terlalu pendek, saya menyuruh adik saya untuk melanjutkan ceritanya.

Pas mereka pulang ke rumah masing-masing, Alika melihar luka di kaki dan lututnya,"Ini gigitan zombie." Pas keesokan harinya Alika pun menjadi zombie. Alika pun menakuti satu kampung halaman rumahnya. Nadin pun datang dan digigit belakang. Nadin pun menjadi zombie sama seperti Alika. Muka dan wajah mereka penuh dengan pukulan manusia dan darah mengalir ke kakinya. Mereka pun pergi ke hutan untuk mencari hewan untuk menjadi santapan hati it. Pada malam itu Alika menggigit adiknya sendiri yang bernama Mayang. Mayang pun terbangun dan Mayang hanya mimpi saja. Mayang tidur lagi ternyata mimpinya nyata, betul mayang digiti oleh Alina.


TAMAT

Untuk kali ini saya cukup banyak tertawa dengan logika cerita yang dibuat oleh adik saya. Pertama, kenapa Alina dkk mencari kayu bakar padahal sudah pagi? Hah? Kedua, kenapa Nadin lebih dulu digigit oleh Alina daripada adiknya sendiri yang satu rumah? Hah? Ada juga beberapa hal aneh, yaitu tulisan; Grak. Grak. Grak. Pada saat saya nanya ke adik saya, katanya suara harimau sambil menirukannya. Masih banyak hal aneh, yang sebenarnya sudah saya edit agar lebih baik dan mudah dimengerti. Namun, cerita diatas adalah murni dari adik saya.

Saya cukup salut dengan pikiran adik saya sampai ke tahap zombie-zombiean. Sampai-sampai, menggambarkan beberapa adegan untuk membuat saya berpikir bahwa adik saya cukup keren. Dia menuliskan darah mengalir sampai muka penuh pukulan, itu sangat menarik untuk saya. Apalagi, ketika ia menaruh double twist untuk endingnya.

Kegiatan ini masih berlangsung hingga hari-hari berikutnya. Hanya dua hari itu sudah cukup menggambarkan kegiatan saya memberikan adik saya materi Bahasa Indonesia tentang bercerita. Memang, adik saya kadang kesal karena belum terbiasa nulis kebanyakan. Makanya, tulisannya pun kadang terlalu banyak diksi yang tidak perlu. Lagi pula, ini hanya untuk memancingnya untuk dia mampu menulis cerita yang bagus.

Kemarin, saya mencoba agar dia nulis puisi. Mungkin dua puisinya bisa saya tuliskan disini. Tulisannya tidak diedit, beginilah adanya.

Yang pertama:

Ombak

Air yang tinggi dan sangat
indah. Ombak menggulung-gulung.
Kerang dan Keong yang
sudah mati dan sangat indah
itulah anugerahnya.

Yang kedua:

Rumah Tempat Tinggal Kita

Rumah adalah tempat tinggal kita.
Rumah adalah tempat perlindungan
maupun malam, hujan, ataupun siang.
engkau melindungi kami dari bahaya.
engkau adalah tempat kita semua.

Sebagai seorang kakak, senang juga bisa melihat adik bisa menulis puisi atau cerita pendek. Itu adalah kebahagiaan tersendiri melihat dia mampu lebih dulu nulis puisi ketimbang saya. Semoga dari tangannya, bisa lahir sesuatu yang baik.

Comments

  1. Wah, keren sekali tulisan-tulisan dari adik kamu! Semoga ke depannya si adik bisa melahirkan karya yang keren dan besar! :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts