Merayakan Piala Dunia 2018

Jumat, 13 Juli 2018, setelah sholat Jumat, kami sudah membuat rencana. Sekian lama kami ngga main PS, jadi ingin setelah adanya piala dunia, itu alasan gue sih. Yang lain ngga tahu, mungkin karena sudah lama juga ngga main. Jadi, gue, dan teman selorong, ceritanya akan pergi. Gue nyebutnya selorong, bukan karena banyak, tapi emang tinggalnya selorong.

Dengan seringnya kami berkumpul, biasanya gue menyebut ini rapat. Malam Minggu lalu, kami rapat disebuah bioskop untuk nonton semut dan serangga. Kami banyak ngobrol dan foto-foto, juga diakhiri dengan makan Sari Laut. Masing-masing memesan nasi telur dan nasi tempe.

Balik lagi dengan rencana main PS. Jadi, ceritanya, kita mau pergi serombongongan. Ada gue, Thariq, Ari, Riki, dan Onge. Begitulah kira-kira. Hanya, yang akhirnya pergi hanyalah gue, Riki, dan Onge. Dari pulang sholat Jum'at, kami saling berbalas pesan Whatsapp. Dan yang terjadi, kami berangkat pukul 2 siang dari rumah. Aku bersama Onge, naik motor X-Ride punya Bapak. Dan Riki, diantar Sudi, seorang teman yang tinggal dirumahnya. Tidak udah diceritakan kenapa ia bisa tinggal, itu urusan pribadi Sudi yang hanya kami-kami saja yang tahu.

Di Manggis, tempat rental PS, awalnya kami berniat merental PS 4, hanya saja yang cuman ada hanyalah PS 3. Tidak apalah, pikirku. Sudi pulang, ia tidak bermain dan hanya mengantar. Bukannya kami meyuruhnya pulang. Untuk urusan begini memang dia jarang sekali punya gairah, apalagi saat jalan bersama.

Kami ditempatkan dibagian belakang, yang gue lihat adalah tempat sisa dari TV dan kondisi yang baik dibagian depan. Ditempat kami juga, terdapat seseorang yang sedang tidur dan tidak dibangukan oleh mba-mba yang menyetel waktu.

Kami bermain, membuat turnamen yang isinya negara-negara. Setelah diacak, Onge dengan Perancisnya melawan Riki dengan Inggrisnya. Berbeda dengan piala dunia 2018, Onge malah menjatuhkan nama Perancis dimata para penndukungnya. Pertandingan kedua, gue dengan Brazil berhasil membuat Argentina-nya Riki pulang kampung.

Brazil masuk ke Semi Final, dan Jerman sebagai pilihan kedua gue melawan Portugal-nya Onge. Seperti yang kalian pikirkan, gue menang kembali. Saking girangnya, gue sempat bersorak gol dan hampir membangunkan orang yang tidur tempat disamping kami. Dari teriakan gue itu, dia kemudian mengubah posisi baringnya.

Pertandingan selanjutnya, yang dima aketika gue menang, berarti kedua negara gue saling lawan dipartai final. Bukan bermaksud sombong, tapi gue sengaja untuk membuat Jerman kalah dari Inggris agar partai final Brazil bisa juara kembali seperti empat tahun silam.

Inggris masuk ke final, bertemu dengan Brazil yang sudah dengan divingnya. Pertarungan berlangsung sengit, meski jari gue masih terasa kaku setelah lama tidak bermain. Dengan perjuangan cukup keras, Brazil bisa membawa pulang kembali piala dunia dengan skor 1-0 dari Inggris meski hanya dalam PS.

Habis cup itu, kami kembali membuat cup, meski hanya satu negara per orang. Aku menyusul untuk memilih hanya di negara Asia. Onge dengan cepat memilih Indonesia, sementara Riki yang selalu memilih Thailand di Asia. Gue bingung awalnya, Indonesia yang gue mau pilih, sudah diklaim oleh Onge. Akhirnya gue memilih Jepang. Alasannya simpel. Gue ingin makan makanan Jepang.

Gue mengalah menunggu di final setelah sudah beberapa kali bermain berturut-turut. Indonesia menang atas Thailand, dan baru kali ini Onge dengan bangganya memamerkan kemenangannya. Padahal, jika ditelusuri, itu hanya kebetulan dari belasan juta kemungkinan, seperti yang dikatakn Doctor Strange di Infinity War. Indonesia sampai ke final, bertemu dengan Jepang. Hasilnya, meski ada rasa ragu mencetak digawang Indonesia meski didalam permainan, akhirnya Jepang menjadi juara dan menegaskan bahwa orang yang terkuat itu siapa, biarlah teman-teman saja yang menilai.

Hari itu, kami pulang setelah Sudi sudah datang menjemput Riki. Kami singgah dirumah tante Riki untuk membuang sampah, dan mengambil beberapa hal. Besoknya, kami kembali bermain PS 4, dengan personil yang sama dan pemenang yang sama. Agak malu sih menceritakannya, biar teman-teman saja yang menilai. Padahal, memegang PS 4, baru hari itu, tapi skill jangan ditanya.

Sewaktu mengedit tulisan ini, Piala Dunia baru saja selesai. Dan Prancis berhasil menjadi juara mengalahkan Kroasia dengan skor 4-2.

Sumber: DD News.
Pada malam Senin, gue dan tiga orang yang lain pergi ke suatu tempat bernama Posko untuk nobar. Disana, dengan jagung yang dibakar, nonton bareng final piala dunia, serta menyaksikan Prancis menang. Dengan suara yang sudah hampir habis, kami masih bersorak ketika gol keempat Prancis dari Mbappe. Meski masih berumur 19, sudah mencetak difinal piala dunia, juara lagi. Tanpa membandingkan, semoga diumur yang akan datang gue bisa turut membanggakan. Setidaknya untuk diri sendiri.

Selain dari menonton piala dunia, itulah cara kami merayakan piala dunia. Tidak lupa bangga dengan Timnas Indonesia yang sudah sampai ke Semi Final, meski harus kalah dengan Malaysia. Gue juga turut bangga, dengan Zohri, pelari asal Indonesia yang berhasil menduduki juara 1. Meski dengan backstory yang lumayan sedih, gue yakin ini bisa jadi pelajaran yang sangat menampar bahwa kita juga bisa.

Waktu kecil, impian gue bisa melihat Indonesia masuk ke piala dunia adalah sebuah harapan besar. Lama-kelamaan, ada perasaan ragu disana. Keyakinan coba gue timbulkan, dan berharap ada suatu saat yang bisa terjadi. Mungkin bukan gue sebagai salah satu yang berjuang, tapi teman-teman yang tinggal di Indonesia, jika merasa bisa mebanggakan, mungkin bisa dimulai. Dengan hal sesederhana berharap.

Comments

  1. Cie perancis menang ye gan? :D mau syukuran apa ntar? hahaha.
    Salam kenal ya gan.

    ReplyDelete
  2. Ciye jagoan nih main PS nya, keren dan lanjutkan broh!
    Iya akhir-akhir ini sedang banyaknya prestasi anak bangsa yang membanggakan ya, sesuatu banget dan menjadi inspirasi tentunya. Semoga kita bisa menjadi bagian dari orang yang turut sumbangsih prestasi untuk Indonesia.

    ReplyDelete
  3. Ciye jagoan nih main PS nya, keren dan lanjutkan broh!
    Iya akhir-akhir ini sedang banyaknya prestasi anak bangsa yang membanggakan ya, sesuatu banget dan menjadi inspirasi tentunya. Semoga kita bisa menjadi bagian dari orang yang turut sumbangsih prestasi untuk Indonesia.

    ReplyDelete
  4. Hasyik skil jangan ditanya. Jago sepertinya.
    Aku mah jarang main PS, terakhir sering main waktu SD kyaknya, itupun disaat masih jamannya PS 1 dan 2..ha

    Setuju yang penting membanggakan dulu untuk diri sendiri, setelah itu baru orangtua ya, Mas. Yang penting mah sehat selalu, karena dengan sehat apapun bisa kita lakukan.

    ReplyDelete
  5. Rasanya saya sudah 3 tahun gak pegang stik PS lagi nih setelah jaman kuliah dulu. Sekarang gimana rasanya yah, soalnya sudah gak ada temen lagi yang bisa diajak main.

    ReplyDelete
  6. Selamat untuk perancis dan selamat untuk timnas indonesia u19 yang juara tiga, jujur aku sih nggak ngikutin sepak terjang timnas indonesia di piala AFF u19 karena lebih peduli ngebelain inggris di piala dunia, tapi ujungnya kecewa gara2 inggris kalah hehe.

    ReplyDelete
  7. Gue nggak ngerti tentang Piala Dunia tapi gue tau sih kalau Prancis keluar sebagai pemenang. tapi ya gitu doang sih...hehehe

    ReplyDelete
  8. Udah lama bgt gak maen PES nih, pas sering maen sih biasanya pake MU klo negara ya pake Inggris. Haha

    Ngomongin mimpi Indonesia di piala dunia? Ah dari dulu juga mimpi terus. Tapi rasnaya ya susah ditengah suramnya iklim sepakbola kita. Hah. Tapi harapan itu masih ada bro!

    ReplyDelete
  9. Wagelasih ternyata dunia per PSan masih ngetrend ya, ku pikir rental ps udah gulung tikar semua.
    Dulu aku pernah ingin belajar main PS, tapi karna trend internet mulai datang dan sedang ramai-ramainya, jadi aku lebih tertarik main internet. Sampe sekarang ga bisa main PS wkwk.
    Sepertinya aku lebih cocok jadi Sudi, yang ga bergairah gabung kalian haha, aku pulang saja. Bye!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts