Drama Kosan Fandy

Hari Jumat, 12 Oktober setelah mata kuliah Sejarah Bahasa Indonesia kami sudah berada di Secret kami. Itu berada tepat didepan fakultas kami, yang sejuk dan banyak pohon. Kadang-kadang bikin ngantuk meski tidak tau harus tidur dimana. Kami yang saya maksud adalah orang-orang yang seharusnya sudah saya perkenalkan. Ada Apin, Iyar, Marwan, Fandy, Arjun, Ridwan, dan Adi. Sebenarnya beberapa orang juga meramaikan Secret kami. Namun terlalu banyak untuk diabsen.




Siang itu, seharusnya kami bisa saja mengumpul uang keliling seperti biasa untuk beli gorengan. Namun beberapa teman sedang sibuk dengan tugas dan kelompoknya. Seperti Iyar, yang sudah disandera oleh anggota kelompoknya. 

Karena tidak tau harus ngapain, tiba-tiba saja Fandy dengan ide cemerlangnya mengajak kami ke kosan-nya. Kosan Fandy lebih terlihat seperti sebuah rumah, ditempati oleh beberapa orang yang ia kenal. Minggu lalu pada hari yang sama kami juga sempat pergi ke sana. Numpang makan dan bobo. Begitu pula hari itu, tepat sebelum masuk kami sudah mengumpul uang untuk membeli Indomie. Disana ada Marwan yang pergi, kemudian kembali dengan empat bungkus Indomie isi dua.

Apin dan Marwan sudah lebih dulu menaikkan air panas dan membuka bungkus mie, sementara Fandy masih memasukkan password wifi kepada kami semua. Saya datang memberi bantuan. Itu adalah buka-membuka bumbu Indomie. Marwan yang saat itu sakit perut, sesegera mungkin menuntaskan panggilan alam setelah orang dari kamar mandi keluar.

Foto Minggu lalu. Di Kosan Fandy.
Apin duduk sambil menggenjreng gitar. Saya duduk disebelahnya memantau info dari grup WhatsApp. Air mulai meluap dikarenakan Fandy menutupnya dengan penutup. Saat kami mulai mengambil Mie, disana masih ada Ridwan yang masih sibuk dengan laptopnya. Atau mungkin malu. Dari pintu dapur, muncul Adi yang tadinya tidak ingin ikut, disusul oleh Arjun yang bersamanya. Dengan sedikit tawaran dan rasa lapar, mereka mulai mengambil mie. Ridwan masih saja didepan tivi memainkan laptopnya. Berkali-kali dipanggil namun selalu menolak dengan malu-malu.

Aping. Diruang Tivi.
Saya selalu percaya, matahari dihari Jumat selalu lebih panas dari hari yang lain. Apalagi saat-saat mendekati sholat Jumat. Karena sudah bolos jumat kemarin, saya benar-benar menjaga agar tidak lagi ketiduran. Teman-teman saya minggu lalu juga begitu. Saat saya bertanya dengan keadaan baru bangun,"Kalian tidak ke Mesjid?"

"Sudah jam 1."

Maka dari itu, Jumat kali ini saya benar-benar harus terjaga. Fandy dengan sebuah telpon kemudian meminta kunci motor, katanya Iyar minta dijemput. Oh, ternyata ia sudah bebas. Didepan tivi, kami sudah membuka kemeja. Marwan dan Arjun sibuk menyaksikan Tokyo Ghoul Live Action dari laptopnya. Sementara Apin berada tepat disamping saya, berbicara sebentar dan mulai ngorok. Dari hape, tidak ada notifikasi dari grup WhatsApp. Batrei juga masih aman. Lagipula banyak cas dan colokan kosong disana.

Aping. Sudah ngorok.

I'll Be There For You-nya Bon Jovi terputar dari Spotifyku. Mengalun pelan diudara. Mengisi jarak kekosongan antara suara bising diruangan itu. Arjun sudah tertidur dengan menjadikan Marwan sebagai bantal guling. Ridwan masih maruk mendownload anime yang sudah ia buatkan daftarnya dihape. Iyar datang bersama Fandy yang menjemputnya.

"Aman, Pis?" tanya Iyar. (Pis: Panggilan Akrab)

Saya jelas saja membuat senyum tipis diwajah. Kemudian menjawab,"Aman!"

Arjun, Marwan, dan Iyar disudut.

Iyar mencari posisi ternyaman disudut ruang. Dengan tas yang dijadikan bantal ia mencoba untuk tidur. Adzan sudah berkumandang dari Mesjid yang berada disekitar kompleks. Adi mematikan hape yang sejak tadi menonton One Piece untuk segera ke Mesjid. Apin terbangun, katanya ingin ikut. Jadi, total kami yang pergi berjumlah lima orang. Dengan absen sebagai berikut: Rahul, Fandy, Adi, Ridwan, dan Apin. Iyar terbangun namun tidak ada niat untuk bergerak. Begitu juga dengan yang lain. Mereka pikir ini kuliah.

"Pis, Sholat E!" kataku.

Arjun sudah terbangun, ada disudut ruang dengan raut muka tak enak. Iyar tidak merespon, begitu juga dengan Marwan yang mulai terlelap.

"Jangan sampe korang bangun sudah putih semua." kataku (Jangan sampai kalian bangun sudah putih semua)

Semua tertawa.

Kami keluar. Didepan kosan ada dua pasang sendal. Itu yang dipake Fandy dan Adi. Sisanya memakai sepatu. Di Mesjid kami mengambil air wudhu dan duduk dideker Mesjid belakang. Udaranya enak. Mengundang gairah untuk tidur. Saya melihat didepan pintu belakang Mesjid terdapat sebuah pemandangan yang sangat menyorot perhatian. Anak-anak bergonta-ganti kesana. Begitu juga dengan orang tua dan anak muda. Apa itu? Ternyata minuman gratis. Es tebu yang enak. Bersama Ridwan kami kesana untuk mengambil. Meski sempat ragu, namun keraguan itu hilang setelah mengingat kata Arjun suatu waktu,"Malu atau Lapar?"





Sepulangnya dari Mesjid, kami bergegas untuk ke Kampus. Jaraknya dekat namun sama sekali tidak menyenangkan. Beberapa jalan rusak dan berdebu. Diiringi matahari yang menunjukkan eksistensinya. Untungnya, dosen berikutnya sedang ada tugas penting. Ia hanya masuk sejam mengajar tentang "Describing Time", lalu pamit. Sebelum pulang, Senior menyiapkan kami untuk kegiatan Spektra (Spektakuler Etnik Sastra). Semacam pengganti LDKS atau Ospek.

Kelompok saya adalah Fandy, yang kemudian saya antar pulang. Didepan fakultas ada Iyar yang sibuk dengan kelompoknya. Matahari sudah mulai turun. Kesejukan sore hari, serta kepadatan di jalanan mengiringi perjalanan. Dengan berbagai bentuk keganasan pengendara, saya berusaha sabar. Sampai dirumah, ada Riki, Dandy, dan Rendy sedang main bulu tangkis disamping rumah. Saya pikir ini hal penting.

Comments

  1. Wahwah seru sekali ya ngumpul ngumpul semasa kuliah seperti ini. Nikmati lah masbro, ehehehe. Saya juga sedih kalo diinget-inget. Rasa-rasanya pengen kembali ke masa kuliah lagi :D

    ReplyDelete
  2. Jadi inget masa-masa kuliah. ngekos dan jaran pulang, makan mie instan merupakan keharusan apalagi sudah masuk akhir bulan hahaha

    ReplyDelete
  3. haha, artikel nya bisa jadi diary tersendiri nih

    kunjungi juga www.adeberkata.online

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts