Bertemu Penjaga Harta Presiden

Sabtu pagi di awal Desember, itu adalah tanggal 1 yang lumayan mendung. Bersama Isma yang minta nebeng, kami berhenti di Warung Kopi X-Bro untuk menghadiri Workshop Konser Sastra. Seharusnya, hari itu ada mata kuliah Pengantar Linguistik, namun kami diberi ijin untuk menghadiri meski saat sudah sampai, di kelas saya hanya seorang diri laki-laki.

Disana sudah ada Atma yang sedang makan, kami membentuk kursi dengan saling berhadap-hadapan. Namun, kursi disusun ulang ketika yang lain sudah mulai datang. Kursi dibalik agar menghadap panggung. Saya duduk dibarisan kedua dari depan bersama Vira dan Isma (kalau tidak salah ingat). Baliho mulai dipasang bersama kursi yang mulai disusun. Tercantum nama Jose Rizal Manua yang saya tahu-pun tidak.

Beberapa menit setelah menanti, dari arah belakang, pemateri, yaitu Oom Jose Rizal Manua keluar dari pintu mobil dengan batik merah jambu. Dia hadir dengan riang gembira memperkenalkan diri sebagai seorang pelakon yang mengurus teater yang dinamai: Teater Tanah Air. Membawakan beberapa puisi dengan menarik.

Ketika membawakan materi dengan sangat ringan, saya membuka hape dan mulai men-searching. Beberapa riwayat sudah tercantum dari Oom Jose. Kata beliau, ia pernah melatih beberapa aktor seperti Dian Sastro, Nicholas Saputra, dan beberapa nama yang ia sebut. Untuk itu, saya mulai menelusuri kebenaran. Kemudian, mendapatkan satu fakta yang benar-benar mencengangkan. Dari tabel Filmografi Wikipedia, saya melihat Oom Jose pernah bermain dalam film favorit saya, Kala (2007) arahan Joko Anwar. Kemudian saya liat, berperan sebagai apa dia, kenapa saya bisa selengah itu. Setelah membuka lebih lanjut, Oom Jose ternyata berperan sebagai Pindoro, yang dimana pada film itu bertugas menjaga harta Presiden.

Saya shock, antara percaya dan tidak. Meski baru ngeh, namun itu adalah fakta yang benar-benar nyata. Bahwa film favorit saya, ternyata dibintangi oleh Oom Jose yang berdiri tepat disana menyampaikan materi tentang kepenulisan. Ia lebih spesifik membahas masalah puisi.

Yang pertama, ia menanyakan 25 kata dari 25 orang untuk kemudian dirangkai menjadi puisi. Beberapa puisi dibacakan oleh pembuatnya. Kemudian, bagian kedua berlanjut, kami disuruh maju kedepan, kemudian melihat ke depan dan belakang. Lalu kembali dan menjadikan itu puisi lagi. Dan, yang terakhir, ia menyimpan beberapa material didepan untuk kemudian dijadikan puisi lagi. Semua dari kami membuat puisi. Beberapa ada yang dibaca. Waktu itu, saya hanya sempat buat satu puisi karena sudah mulai excited saat tahu beliau adalah bagian dari film favorit saya.

Sebenarnya, tidak hanya itu, Oom Jose juga bermain dalam film Danur (2007) arahan Awi Suryadi, namun Kala adalah alasan yang benar-benar mampu membuat saya tampak excited. Disana, kembali Oom Jose menghibur kami dengan lakon dan pembacaan puisinya. Dari akun Instagram yang saya rasa masih dipegang langsung oleh beliau, itu banyak menampilkan perjalanannya dalam semindar dan workshop. Beberapa foto juga menampilkan foto keluarganya.

Oom Jose menutup acara dengan sesi tanya jawab yang sebelumnya juga dilakukan. Dia menjawab dengan hal-hal yang saya suka. Bagaimana sudut pandang beliau benar-benar beda dan unik. Tidak eksakta dan teoritis namun tetap masuk akal. Salah satu jargon beliau adalah: "Merenung seperti gunung, bergerak seperti ombak".

Dan, setelah itu, ditutup oleh sesi foto yang benar-benar singkat karena beliau akan istirahat. Kami foto sekelas dengan beberapa kali jepret.  Disisi kanan, makanan prasmanan sudah disiapkan. Bagi yang sudah foto, bisa langsung ambil makan dan duduk menikmati. Setelah beliau hendak pergi, saya menahannya untuk foto berdua. Kemudian saya pamit, untuk lanjut makan.



Kameranya mana, matanya kemana(?)

Makanan habis untuk saya bawa gelas kopi itu didepan Warkop. Disana ada guru SMA yang juga hadir. Ia membawa dua murid untuk ikut partisipasi. Saya ambil tangan beliau untuk kami lanjut dengan basa-basi agar ia ingat. Setelah kopi habis, kami pulang. Semua dengan kendaraan masing-masing. Ada yang naik angkot juga. Saya masih dengan Isma yang saya turunkan di depan SMEA. Saya pulang dengan perasaan gembira. Pertemuan yang benar-benar tidak saya sangka. Padahal, tujuan saya pergi hanya karena saya malas di rumah dan lagi ingin dengar seminar. Pematerinya pun saya tak peduli siapa. Hingga akhirnya, alam semesta benar-benar tidak diduga. Secara tidak langsung, saya sudah bertemu Pindoro, sang penjaga harta Presiden. Saya masih ingin banyak bertemu yang lain tentunya. Salah satunya Joko Anwar. Namun ini cukup jadi awal yang baik. Dan satu hal yang saya ingin lakukan saat itu adalah menonton ulang film Kala.

Ranti dan Pindoro pada film Kala (2007)

Comments

  1. Wahhh jadi suatu kebanggaan dan pengalaman yang tak terlupakan ya mas..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts