Perjalanan Menjadi Saitama

Libur panjang dimulai ketika mata kuliah di semester satu berakhir. Mulai dari itulah, saya mulai kembali menikmati hari-hari yang selalu saya lakukan ketika libur: begadang. Setiap malam, bersama teman saya (ataupun sendiri), saya selalu bermain PUBG. Karena mulai sering begadang, pola tidur terganggu. Yang biasanya jam 11-12 sudah ngantuk, sekarang jam 3 pagi masih segar.

Saya merasa ini sebuah kesalahan. Disaat libur, saya tidak seharusnya begadang. Saya sudah janji akan rutin berolahraga disepanjang liburan ini. Maka dari itu, saya mulai memperbaiki pola tidur. Membuat jadwal mati hape, sehingga tidak ada alasan untuk begadang. Sejam setelah mencoba tidur, tidak bisa. Dan akhirnya memutuskan membaca buku hingga ngantuk pukul 3 pagi.

Setelah pola tidur mulai membaik, pada Minggu pagi rencananya kami (anak-anak lorong), ingin pergi ke Taman Kota untuk jogging dan senam. Namun, karena semalam begadang lagi, akhirnya batal. Maksudnya, beberapa dari mereka tetap pergi, sementara saya bangun sudah pukul 10 pagi,

Akhirnya menyesal, dan berpikir untuk menebus segalanya. Saya tidak enak dengan diri sendiri. Bagaimana bisa, saya sudah mengingkar janji kepada diri saya sendiri. Siang itu, disela bermai PUBG, saya mengajak teman saya, Adit, untuk jogging. Ali dan Riki juga saya ajak. Mereka mau, meski akhirnnya, sore itu, hanya saya dan Adit yang pergi.

Adit datang dengan motor, lalu kami jalan bareng ke lapangan. Jarak rumah ke lapangan sangat dekat. Dan itu yang membuat saya berpikir, kenapa fasilitas sebagus ini sangat saya sia-siakan.

Bersama Adit, dia menjadi mentor saat memulai jogging. Awalnya kami berjalan hingga didepan gor, lalu memulai berlari. Saya terlalu bersemangat, hingga pada putaran pertama mulai ngos-ngosan. Pelajaran pertama yang saya dapat dari Adit adalah bernapas menggunakan hidung. Awalnya agak sulit, menarik dan menghembuskan lewat hidung sambil berlari. Namun, semua jadi mudah ketika memasuki putaran kedua.

Saat hendak menuju putaran ketiga, saya berhenti dan menyuruh Adit untuk meneruskan. Saya berjalan dan menuju tempat duduk. Ada beberapa orang yang sedang sit up. Setelah capek, Adit menghampiri, katanya empat putaran.

Kami ngobrol sebentar sebelum Bapaknya nelpon. Katanya ada perlu, dan mau balik lagi. Setelah pergi, Ali datang. Kami berdua lari lagi, saya hanya dapat dua, Ali masih terus sementara saya berhenti untuk istirahat. Lagi.

Tidak berapa lama, Ega, teman pas SMA datang. Kami ngobrol selayaknya dua teman yang sudah lama tidak ketemu. Saling tukar kabar, kemudian menanyakan teman-teman yang lain. Ali datang dengan ngos-ngosa sementara Ega baru saja mulai berlari. Adit datang dengan motornya. Seperti biasa, pertemuan Adit dan Ali adalah sebuah pertunjukan. Hari itu, saya kurang puas dengan intensitas saling ganggu mereka yang tidak seintens via telpon.

Jadi, kami hanya ngobrol tentang beberapa hal mengenai teman-teman, masa perkuliahan, sedikit-sedikit menyerempet ke gosip. Ega juga mulai berhenti dan menghampiri kami yang sedang ngobrol. Dan, nyatanya, itu adalah hari yang sangat baik untuk tertawa. Kami ngobrol dan banyak tertawa. Ega yang memang intonasi suaranya keras, membuat Adit sesekali menegur sambil tertawa.

Setelah sore itu, saya berencana jogging lagi. Besok pagi dihari Senin. Malamnya, saat sedang main squad di PUBG Mobile, saya ajak Adit lagi. Tapi, karena ngantuk, saya bangun jam 10 pagi.

Besoknya, saya berusaha untuk tidur lebih awal. Dan akhirnya, pukul 6 pagi saya bangun dan melihat tidak ada tanda-tanda Adit akan datang. Saya ambil sepatu, kemudian berangkat ke lapangan. Hari itu, saya menganggap itu sebagai permulaan saya berolahraga setelah kemarin sempat pemanasan. Tidak banyak orang, dan cuaca sedang bagus. Hari itu saya dapat lima putaran. Tiga putaran pertama, dan dua lagi setelah istirahat. Saya senang, dengan teknik dari Adit, saya mulai bisa melampaui rekor saya selama ini. Biasanya, saya hanya bisa dapat dua putaran, itupun sudah ngos-ngosan.

Kesalahan saya selama ini adalah tidak pandai mengatur napas. Dulunya, saat pelajaran olahraga lari, saya mulai dengan start paling depan menghabiskan sekuat tenaga. Demi apa? Tentu saja biar terlihat keren dimata teman-teman cewek. Keren? Tidak. Ngos-ngosan? Iya.


Nah, selain lari, saya mencoba mengontrol pola makan. Di pagi hari, saya hanya makan dua telur rebus dan minum segelas susu atau kopi. Siangnya makan bebas. Lalu malam hanya minum Energen. Sarapan dengan telur rebus dan susu cukup mengenyangkan hingga siang. Kenapa telur? Sejujurnya, inspirasinya dari film The Shape of Water.



Pelajaran kedua dari Adit adalah, jika mulai merasa capek, ambil langkah pendek secara perlahan sembari kembali mengatur napas. Awalnya, saya pikir itu adalah hal yang sia-sia. Ternyata, benar-benar worth it. Saya bisa lari dengan tiga putaran, yang dimana itu rekor dalam hidup saya.

Hari kedua, Rabu, saya berusaha untuk naik level. Saya naikkan dari tiga putaran menjadi empat putaran. Meski sempat ragu, dengan dua pelajaran diatas, saya bisa menuntaskan tantangan saya itu. Dikepala saya saat itu ada Atta Halilintar yang dimana disetiap akhir video selalu memberi motivasi. Salah satunya seperti ini: "Memang gaes, usaha itu ngga akan menghianati hasil. Gue udah nge-push diri gue untuk bikin video hampir setiap hari. 9 juta subscribers gaes. Asiyaaapp!!!"

Tidak sampai disitu, hari Kamis, saya kembali men-challenge diri lagi. Empat putaran saya naikkan menjadi lima putaran. Awalnya saya juga tidak akan percaya bisa menuntaskan tantangan itu. Tapi sekali lagi, itu adalah rekor saya selama hidup. Dengan pelajaran ketiga, yaitu, jika sudah capek, ambillah langkah kecil dan bergerak secara pelan hingga napas kembali teratur. Jangan sampai berhenti hanya karena merasa capek. Lima putaran bisa saya tuntaskan. Lalu bayangan Atta kembali dikepala,"Asiyaaap!!!"

Hari Jumat saya memilih untuk istirahat. Soalnya, saya pikir siangnya mau sholat Jumat. Jogging belakangan ini sering membuat betis dan paha saya sakit. Mending saya istirahat, pikir saya pagi itu. Yang saya lakukan pagi itu membersihkan kipas angin yang sudah berdebut.

Dan hari Sabtu, saya bangun, dan bergerak ke lapangan. Sebenarnya, Ali mau ikut, namun pagi-pagi dia WhatsApp, Katanya sedang ada kerjaan. Hari itu, entah faktor apa, saya hanya dapat tiga putaran. Lalu ngobrol dengan anak lorong sebelah. Usianya 25-an lah. Kami ngobrol masalah pekerjaan, game, dan sesekali dapat wejangan dari dia.

Sebelum jam 8, kami memutuskan untuk pulang. Dia terus dan pamit, sementara saya belok ke rumah. Pelajaran beberapa hari ini adalah semua orang bisa kalau berusaha. Lagi-lagi klise. Tapi, ini sudah saya buktikan. Cobalah, keluar dari zona nyaman sesekali untuk melihat sampai dimana batas kemampuan kita.

Menjadi Saitama memang tidaklah mudah. Tapi setidaknya, saya sudah bisa mengalahkan diri saya sendiri yang malas bangun pagi, suka begadang, dan makan dengan tidak terkontrol. Ditengah kehidupan ini, saya mulai bisa merasa bangga dengan lima putaran yang saya tuntaskan. Kemudian pikiran saya tertuju pada masa olahraga. Lima putaran itu hanya standar untuk perempuan.

Menjadi Saitama tidaklah mudah.

Comments

  1. Cara diartikel ands bisa bkin gemuk gk gan?

    ReplyDelete
  2. Saya libur panjang malah bikin rencana mau nonton series apa yang bagus. Emang sering rencanain juga buat olahraga, tapi udah kebiasaan pas libur tidur cepat itu berasa rugi, jadi mending begadang dang tidur sampe siang. HAHAHA. itu dulu sih, setelah berat badan naik, jadi diusahain tidur dibawah jam 12, yah pada akhirnya umur yang berbicara. Makin tua harus rajin ngatur pola hidup.

    Eh karena gak nonton Saitama, jadi gak relate hubungannya sama Saitama. Apa saitama juga sering joging?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, umur memang tidak boong. Setelah dewasa, tidur siang adalah sebwa kemewahan.

      Iya, jogging dia. Nonton gih, keren~

      Delete
  3. Wah, perjuangan bgt untuk melawan diri seniri. Pake teori motivasinya atta sampe sarapan telur. :D semangat!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lebih keinget aja sih, kalo sarapan telur baru inspirasinya dari film The Shape of Water~

      Delete
  4. Saitama itu siapa ya? Kudet banget saya? tapi perjuangannya buat hidup sehat (sarapan pagi, tdk begadang dan olahraga) patutlah diancungi jempol

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tokoh utama di serial anime One Punch Man. Karakter superhero yang absurd.

      Siap, terima kasih!

      Delete
  5. Semangat jadi Saitama mas! 1000 putaran dan ... eh gimana sih latihannya Saitama? Haha. Itu sarapannya kenyang cuma telur sama susu? Kalau susu sih emang bikin kenyang, tapi bisa sampai siang ya? Coba deh nanti kapan-kapan. Malam cuma energen? Hm... menarique sekali

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak dong. Usain Bolt 1000 putaran juga pasti tidak bisa.

      Telur sama susu itu sampai makan sianng. Kalau tidak kuat, jangan dicoba. Tapi, sepengealaman saya, itu cukup mengenyangkan sampai siang~

      Delete
  6. Keren Rahuuul!! Selain blognya yg makin ciamik, pola hidup dan niatmu untuk bisa lbh sehat Juga ciamik dan keren. Semangatttt ya.. Demi gebetan cancik hahaha nggak sih mending buat diri sendiri dan masa depan yg lbh ceraaaah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, mbak Meykke. Olahraga biar nine pack, :D

      Delete
  7. Siklus mahasiswa memang gitu, begadang jadi kuat ya, Hul. Entah karena tugas ataupun begadang seperti main game dan yang lainnya.

    Berasa d.paksakan ya kalau biar keren d.mata cewek :D
    Waktu d.rumah suka tuh sarapan sama telur juga, tapi sekarang belum coba lagi, jadi pengen nyobain, melihat dan membaca ceritamu berasa pengen makan telur segera.

    Setuju, yang penting mencoba dulu, berusaha dulu. Terkait ceritamu, aku juga suka lari d.alun-alun kidul Jogja. Persis gitu, di awal coba dulu satu sampai dua keliling, selebihnya jalan. Itung-itung pemanasan. Tapi perlahan pas lari lagi coba untuk menambah, sampe 5 lebih akhirnya bisa.

    Paling asik lagi kalau habis lari sore atau malamnya futsal. Berasa enteng. Beda aja gitu sama futsal tapi gak pemanasan lari terlebih dahulu.

    Sejujurnya aku gak tau saitama itu apa. Sempat tanya temen barusan pas habis baca tulisan ini. Katanya d.anime gitu. Tapi entahlah kurang paham juga sepertinya dia. Infonya setengah-setengah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan hal yang bisa dipilih. Lebih ke terpaksa.

      Untuk olahraga sendiri sih biar perut ngga buncit aja. Kalau bisa lebih baik, kenapa tidak.

      Jadi rindu Jogja lagi, cukup. :(

      Delete
  8. Sama! Semenjak liburan semester juga gua nargetin buat olahraga tiap hari, tapi tipe olahraga yg gua ambil bukan lari tapi workout di rumah dengan tuntutanan youtube dan itu juga ngebantu bikin kaki pegel-pegel.

    Kalau lari tuh entah kenapa kaya berat banget, udah tau cara-cara lari yg bener tapi tetep aja susah. Mungkin keberatan.

    Sarapan telur juga itu bikin kenyang bgt. Makannya pake telur yg kuning nga? Katanya kan makan telur putihnya aja, tapi ku nga bisa, nga rela kalau telur kuningnya nga dimakan. Bagian terenak itu :"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, kalo saya juga sering, beberapa kali buka panduan senam. M

      Awalnya saya juga begitu, sejak ke klinik Cong Li. Ngga. Maksudnya, ukuran capek orang beda-beda. Coba jogging sendiri. Larinnya pelan-pelan. Jangan terpengaruh orang lain. Mungkin membantu.


      #PecintaKuningTelur

      Delete
  9. Kenapa bisa pas banget isi postingannya dengan kondisi saya ya hahaha. Samaan nih, saya juga lagi berusaha keras balikin habit olahraga. Bener- bener ekstra energi waktu dan niat, karena mager lebih menggoda. Tulisanmu menyemangati aku :). Aku pun sudah turun bb setengah kilo berkat jalan sehat dua minggu ini. Yuk ah jaga semangat kita. Jangan kasih kendor ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bangun pagi itu susah. Salut untuk orang yang bangun pagi tanpa dibangunin.

      Ayo, Mba, demi Indonesia yang lebih sehat!

      Delete

Post a Comment

Popular Posts